Tuesday, November 13, 2012

PAMERAN KOLEKSI SOUVENIR MEWAH-6 NEGARA

Pameran Koleksi Suvenir 6 Negara,Pernak pernik khas bernilai budaya, juga aksesori yang sedang menjadi tren tidak sekedar menjadi incaran turis saat mengunjungi suatu negara. Tapi juga menarik perhatian kolektor yang menyukai produk kerajinan tangan. "International Fair 2012" (gift and souvenir), yang berlangsung 9-25 November 2012 di Mainstreet Gandaria City Jakarta, menyediakan pernak pernik dari enam negara di sembilan booth.

Pernak pernik khas dari Belanda, Thailand, Turki, Rusia serta aksesori dari India dan Korea, juga tak ketinggalan produk budaya dari Indonesia seperti batik dan kerajinan tangan lainnya bisa didapatkan di pameran gelaran Relief Indonesia ini.

Menurut Nurul Qomaril, pendiri Relief Indonesia, pameran semacam ini untuk kali pertama digelar di mal. Biasanya suvenir khas negara ditemui di pameran besar seperti di Jakarta Convention Center atau di pusat kebudayaan dan kedutaan negara tersebut. "Kami ingin mengenalkan seni budaya dari beberapa negara melalui pameran ini. Sementara untuk UKM dari Indonesia yang terlibat, pameran seperti ini juga menunjukkan UKM bisa mandiri tanpa harus ada peran pemerintah. Saat ini memang masih belum banyak yang terlibat. Ke depannya, semoga bisa banyak suvenir dari berbagai negara lainnya, dan banyak kegiatan seperti karnaval budaya dari berbagai negara," jelas Nurul saat temu media di Cafe Betawi, Gandaria City, Jakarta Selatan, Selasa (13/11/2012).

Nurul berharap dengan kegiatan semacam ini, tak hanya produk khas negara lain yang berkesempatan pameran di Jakarta. Tapi produk UKM dan kerajinan khas Indonesia juga bisa dilibatkan dalam kegiatan serupa di berbagai negara. "Ke depan semoga bisa menggandeng kedutaan untuk mengenalkan produk kerajinan Indonesia di Belanda atau Turki misalnya," tuturnya.

Pameran ini menyediakan aneka suvenir khas seperti Matryoshka dari Rusia, atau magnet dan gantungan kunci khas dari Belanda yang kerap dicari turis untuk oleh-oleh atau kolektor benda-benda unik. Jopie Kayadoe, penyedia barang antik dan seni dari Virginia Collection mengatakan ia mendatangkan langsung dari Belanda aneka pernak pernik khas.

Di Belanda, Jopie berburu pernak pernik di pasar suvenir atau pasar loak. "Pasar loak di Belanda lebih berkualitas, barang-barangnya masih layak pakai," jelas pria yang kerap ke Belanda mengunjungi kerabat ini, yang juga menjual pakaian daerah Ambon di Pasar Malam Maluku yang menjadi agenda tahunan masyarakat Ambon di Belanda setiap Juni.

Selain berpartisipasi di International Fair 2012, Jopie juga kerap mengikuti pameran di JCC, kedutaan Belanda di Indonesia dan kegiatan di lingkungan Departemen Luar Negeri. "Biasanya yang membeli suvenir khas Belanda ini orang Indonesia yang senang mengoleksi benda-benda unik," jelasnya.

Pernak-pernik unik lainnya dari Belanda juga ditampilkan Tweeling dalam pameran ini. "Sementara pernak-pernik dari Turki banyak menyediakan gantungan kunci, yang beberapa di antaranya dipercayai masyarakat setempat sebagai penolak bala," kata Nurul. Thailand menampilkan kerajinan lebih beragam mulai busana, aksesori juga pernak-pernik dengan ikon gajah yang menjadi ciri khasnya.

Di booth India dan Korea, Anda akan menemui ragam pilihan aksesori mulai cincin, gelang, kalung, dan kebanyakan berukuran besar dengan dominasi warna emas. Salah satu peserta pameran, label aksesori Mika, menyediakan koleksi terkini yang sedang digemari di Korea. Penjaga gerai Mika, Della mengatakan aksesori Korea yang dijual di beberapa mal di Jakarta berlabel Mika ini berawal dari kebiasaan sang pemilik yang kerap mendapatkan titipan oleh-oleh dari Korea.

Menurut Della, aksesori dari Korea yang paling digemari adalah kalung dengan berbagai model dan warnanya. "Saat ini untuk anak muda, kalung berbentuk kerah berukuran besar sedang digemari. Untuk kalangan ibu, kalung etnik digemari. Warna aksesorinya kebanyakan emas karena terkesan mewah," jelasnya kepada Kompas Female.

Meski menyediakan produk asli dari negara asal, semua peserta pameran adalah orang Indonesia yang berbisnis produk suvenir dari berbagai negara. Sementara untuk koleksi dari Indonesia, busana batik label Kamali dan Zetta masih menjadi andalan pameran. Selain itu ada juga pernak-pernik khas bernuansa etnik dari Sarinah yang turut berpatisipasi dalam pameran ini.

Soal harga, Anda bisa berburu pernak-pernik seperti magnet untuk tempelan di lemari es seharga Rp 20.000, aksesori mulai Rp 50.000 hingga ratusan ribu rupiah. Untuk benda unik dan antik lainnya harganya bisa lebih dari satu juta rupiah. Selain berburu pernak-pernik, Anda dan keluarga juga bisa mendapatkan pengalaman berfoto menggunakan busana sejumlah negara di area International Photo. "Cukup membayar Rp 25.000 untuk foto dengan busana beberapa negara," tutup Nurul.

No comments:

Post a Comment